Belum Lama Aprilia Merilis photo-photo motor erbaru mereka yang memiliki 167HP..yupp..’Tuono V4′. yang mengambil model dari RSV4, mesin V4 tuano menganut mesin lama mereka dengan penambahan 41 HP dibandingkan dengan mesin V twin lama pada RSV4 dan juga  menyemburkan torsi 82 ft-lbs, serta perbaikan elektronik kontrol untuk traction control, wheelie control, dan launch control.

Posted on by HORTIERS | Leave a comment

Apa benar Toyota Avanza baru akan muncul tahun ini?

Lempar2an mengenai artikel kompas mengenai yang disampaikanPresiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan di sela-sela acara 40 tahun Toyota di Eco Park, Ancol, Selasa (19/4/2011), inilah jawabannya, “Toyota tengah menyiapkan model baru dan akan diluncurkan jelang Indonesia International Motor Show 2011, Juli 2011. Tepatnya, sebulan sebelum IIMS. Tunggu saja, pasti akan diinformasikan lebih lanjut,” ujar Johnny. GM Marketing TAM Widyawati Soedigdo memastikan, “Produk baru ini modelnya MPV (multi purpose vehicle),” ujarnya singkat.

Meski tak mengatakan secara gamblang produk baru tersebut All New Avanza, saat

ditanya tingkat kandungan lokal, Widyawati sedikit memberi petunjuk. “Soal kandungan lokal itu tergantung ADM (PT Astra Daihatsu Motor) dan TMMIN (PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia),” pungkas Widyawati.

Dengan komentar ini, kata kunci yang terjawab adalah produk baru ini diproduksi dua pabrik dan makin menguatkan indikasi bahwa model baru itu tak lain adalah All New Avanza. Sejak diluncurkan tahun 2004, Mobil Toyota Avanza dan Kembarannya Daihatsu Xenia belum pernah mengalami perubahan yang besar pada tampilannya. Hanya perubahan-perubahan minor atau cuma facelift yang berubah pada kendaraan yang sering d

isebut kendaraan seribu umat, karena laris manisnya kendaraan tersebut.

Isyu yang sudah berhembus bahwa Avanza/Xenia akan mengalami perubahan bentuk yang berbeda sama sekali dengan bentuk yang  lama.

Apakah akan seperti ini tampilan baru si ‘fenomenal’? Jika benar Toyota Avanza yang terbaru, penampakan terbesar memang mengacu pada toyota passo dan tentu Produk ini

akan menjadi perhatian pameran IIMS Gaikindo 22-31 Juli 2011 mendatang.

Jika melihat tampilan mobil  tersebut, pasti akan berkata bahwa mobil tersebut versi mini dari Toyota Inova, bahkan agak mirip dengan Honda Freed. Basic Mobil tersebut diam

bil dari Toyota Passo Sette/Daihatsu Boon Luminas. Mobil ini akan dilengkapi Mesin 1500 cc. Mempunyai panjang 4.180

mm, Lebar 1.695 mm dan tinggi 1.620 mm. Kita tunggu saja kenampakan yang sesungguhnya dari mobil ini. Perkiraan  harga mobil ini kemungkinan berkisar di Rp. 170 jutaan.

interior toyota passo sette :

Produknya sendiri mungkin baru akan meramaikan kemacetan di akhir 2011 atau awal tahun 2012.

Posted on by HORTIERS | Leave a comment

Posted on by HORTIERS | Leave a comment

What’s NEW CBR 250?

Konsep ingin merasakan sensasi mengendarai sepeda motor besar dan lebih besar lagi kini mulai terasakan. Untuk beberapa dekade, tenaga, mesin kapasitas besar, mengubah motor kecil jadi besar, atau semua hal yang bertujuan untuk peningkatan performa, seakan telah menjadi kebanggan di jalan raya.
Sayangnya, saat ini jalan raya begitu sibuk, harga bahan bakar lebih mahal, dan isyu lingkungan semakin santer. Karena itulah, diperlukan sebuah terobosan, di mana mesin dibuat menjadi lebih rendah dan hemat bahan bakar ketimbang model-model sebelumnya.
Selama bertahun-tahun sepeda motor model CBR, dalam berbagai ukuran mesin, telah mendorong bagaimana seharusnya motor sport dibuat. Di tengah dinamika Supersport yang terus berkembang, namun fleksibilitas dan aksesibilitas masih mengalami kendala, keluarga CBR telah konsisten menjalani konsep yang dibutuhkan pasar dan kemudahan penggunaan.
Sekarang untuk tahun 2011, CBR250R muncul dengan menawarkan mesin berkapasitas 250cc. Seperti model-model CBR sebelumnya, CBR250R tetap mengedepankan kualitas performa, dinamika kendali yang mudah dan tak tertandingi.
Hasilnya adalah sebuah mesin fleksibel yang dapat mengambil tugas apapun, di tengah kemampuannya memberikan kesenangan berkendara. Dengan mesin ringan dan sangat efisien satu-silinder, chassis canggih, dan desain menyolok, CBR250R dibuat untuk memikat semua biker.
Setiap orang, mulai dari yang membutuhkan waktu, biaya, gaya, serta berfikir tentang kemudahan dikendarai akan ditarik motor sport yang memiliki mesin bertenaga dan chassis cerdas ini.

Konsep Pengembangan

Bobot yang superingan, dimensi yang tidak terlalu besar sehingga mudah dilihat, telah dipertimbangkan di semua pasar yang akan menjadi kunci CBR250R. Ketika pengendara modern mengharapkan keuntungan pada biaya operasional yang rendah, efisiensi penggunaan bahan bakar dan pengendalian mudah, umumnya mereka tidak mau mengorbankan kecanggihan serta daya pikat seperti yang dimiliki motor-motor besar.
Karena kondisi tersebut, kini pasar banyak meminta sepeda motor berkapasitas mesin 250cc. Dengan penampilan dan gengsi yang serupa dengan motor besar, CBR250R tidak kalah dengan aksi motor yang lebih besar namun mahal dan tidak ekonomis.
CBR250R edisi terbaru 2011 merupakan jawaban dari permintaan pasar di seluruh dunia. Sementara kebanyakan kelas 250 mengusung mesin dua-silinder, CBR250R justru muncul dengan kekuatan satu-silinder berpendingin cair dengan kapasitas 249,4cc. Mesin ini 4-katup DOHC ini sangat efisien karena ikut mengusung teknologi suplai bahan bakar ijeksi PGM-FI.
Mesin satu-silinder dibuat agar motor penggerak ini menjadi lebih ringan, lebih padat, lebih efisien dalam penyaluran tenaga, serta untuk menghasilkan torsi yang maksimal.
CBR250R juga menawarkan sebuah keseimbangan tinggi, sehingga layak untuk penggunaan santai harian serta kecepatan tinggi. Dan yang pasti, CBR250R telah menjadi motor paling irit di kelas 250cc.

Fitur Utama

» Mesin bertenaga dengan pendingin cair 249,4cc, satu-silinder dual overhead camshaft (DOHC), 4-katup untuk torsi yang kuat dan akselerasi yang mantap.
» Sistem injeksi bahan bakar canggih PGM-FI untuk resposifitas terukur dan ekonomis.
» Rangka baja model berlian tiang ganda dengan fork telescopic 37mm dan Pro-Link Monoshock pada suspensi belakang bertujuan untuk kemantapan kendali dan peningkatan kualitas pengendaraan.
» Bergaya penuh dengan fairing lengkap.
» Instrumen dijital multi-fungsi termasuk speedometer, tachometer, display temperatur mesin, indikator bensin multi-segment, dan odometer/trip meter.

 

Desain Ergonomis

Posisi Duduk Terbaik

Posisi duduk CBR250R merupakan kebutuhan yang fundamental guna fleksibilitas, memastikan kenyamanan, dan kemudahan kontrol yang tidak membebani tangan. Dirancang dengan ketinggian kursi 784mm, kondisi ini menempatkan pengendara berperawakan apapun akan langsung terasa nyaman. Bahkan pengendara bertubuh pendek tak perlu khawatir saat ingin menginjak permukaan jalan.
Dengan konsep ini CBR250R akan meningkatkan kepercayaan diri pengguna, kendati sedang diterpa kemacetan atau lalu lintas kota yang sibuk.
Posisi stang dan footstep (pijakan kaki) dirancang agar sesuai dengan penempatan jok, sehingga menghasilkan posisi mengendara sporty, serta memudahkan kendali dan perasaan menyatu dengan motor. Pada saat yang sama, pergerakkan pengendara juga tidakakan dibatasi oleh apapun.
Selain itu, konsep duduk terbaik CBR250R memungkinkan pengendara menikmati perjaanan panjang dan tak perlu khawatir kehilangan konsentrasi akibat kelelahan.

Posisi Manuver

Dengan bobot hanya 162kg, motor terbaru ini memiliki kemantapan ketika bermanuver karena keseimbangan chassis yang sempurna. Dan faktanya, ketika CBR250R melesat maka dia akan menjadi lebih ringan.

Dibalut Full-fairing

Kunci untuk berkendara nyaman di perjalanan panjang berkecepatan tinggi telah disediakan CBR250R dengan fasilitas full-fairing serta windscreen yang mampu mengurangi tekanan angin dalam berbagai kondisi cuaca. Fairing CBR250R juga didesain agar bisa memberi kontribusi kemudahan penggunaan, mengurangi tingkat kelelahan, dan membantu peningkatan konsentrasi berkendara.

Instrumen Digital Canggih

CBR250R menyediakan instrumen dijital multi-fungsi yang canggih dan ergonomis. Semua informasi yang dibutuhkan pengendara tersedia pada fitur ini. Untuk melihat hanya dibutuhkan waktu sebentar, sehingga tidak perlu mengganggu konsentrasi. Kecepatan, putaran mesin (rpm), temperatur mesin, level BBM, waktu dan sebuah odometer/trip meter, semua tersedia secara jelas.

Kenyamanan Pebonceng

Dengan kemampuan membawa dua orang, CBR250R telah menjadi mesin pebonceng yang sangat sempurna. Sepasang grab rails pada buritan motor secara khusus didesain agar bisa digenggam saat pebonceng menggunakan bersarung tangan, sekaligus memastikan dia pada titik teraman.
Sementara itu, di bawah bangku pebonceng tersedia sebuah tempat penyimpan yang sangat praktis yang dapat memuat toolkit, jas hujan, atau kunci pengaman tambahan.

Gaya

Terlalu banyak biker yang perlu bergaya untuk bisa tampil berbeda dengan tunggangannya. Namun bila dengan CBR250R mereka tak perlu melakukan hal itu. Dalam desainnya CBR250R yang mengaplikasi gaya Supersport sudah begitu bergaya. Dilihat dari samping, garis fairing memperihatkan tarikan naik ke buritan.
Tarikan garis tersebut merupakan refleksi dari unsur dinamis dan kecanggihan. Dia juga mengomunikasikan sebagai mesin dengan dua personalitas, yaitu motor berkapasitas kecil penuh daya tarik dan praktis untuk berbagai penggunaan.

Mesin

Desain Mesin Baru Bertenaga dan Efisien

Jantung mekanis CBR250R satu-silinder berpendingin cair sepenuhnya dibangun dari baru. Berbekal 4-katup dengan dual overhead camshaft (DOHC), mesin baru ini dibuat untuk fokus menciptakan efisiensi dan ledakan torsi.
Dengan mengurangi pergesekan internal sekecil mungkin, mesin CBR250R mampu menciptakan performa dan hemat bahan bakar. Tenaga yang dihasilkan mesin itu mencapai 19.42kW (25,7hp) pada 8.500rpm, sedangkan torsi mencapai 22,9Nm pada putaran mesin yang sangat rendah.
Lewat performa tersebut, ditambah bobot yang ringan, CBR250R lahir sebagai motor dengan akselerasi tercepat di kelasnya, baik ketika posisi start maupun di setiap perpindahan percepatan. Dengan kata lain, CBR250R akan berbicara banyak di tengah kota.

Konfigurasi Satu-silinder

Ketika banyak pesaing memanfaatkan multi-silinder, CBR250R menerapkan satu-silinder. Hal ini justru memberikan banyak keuntungan baginya. Pasalnya, dengan begitu CBR250R telah meminimalisir terjadinya pergerakkan komponen-komponen di dalam mesin.
Kondisi ini menciptakan penghematan bahan bakar, dan menghemat uang pemilik untuk membeli pompa bensin. Mekanisme yang simpel ini juga menekan biaya pemeliharaan–salah satu yang selalu menjadi perhatian para pemilik sepeda motor.
Mesin dengan satu-silinder juga lebih padat, sehingga menjadi lebih ringan ketimbang mesin-mesin multi-silinder yang dimiliki para pesaing. Terakhir, karena secara fisik mesin ini berukuran kecil, membuat penempatannya menjadi sempurna di atas chassis. Hal ini telah membuat distribusi bobot depan/belakang lebih ideal dan meningkatkan kesetabilan yang baik.

PGM-FI

Seperti semua mesin di keluarga CBR, CBR250R dibekali teknologi terkini dari Honda, yaitu PGM-FI, sebuah sistem injeksi bahan bakar dengan kontrol elektronik. Ditemani sistem ECU (Electronic Control Unit), sistem pengapian menjadi lebih terukur karena bisa diatur sesuai jumlah pasokan bahan bakar yang masuk.
Sementara guna menjamin penghematan biaya perawatan, CBR250R menempatkan saringan bahan bakar eksternal agar sistem PGM-FI bisa bertahan jauh lebih lama.

Transmisi 6-Speed

Layaknya keuntungan yang diberikan mesin performa dan fleksibel, CBR250R mengusung sistem transmisi 6-speed agar tercipta pekerjaan yang ringan pada setiap kecepatan. Sistem transmisi enam rasio ini sanggup memberikan tenaga optimum saat berakselerasi dan menyalurkan tenaga lembut, serta efisiensi yang tinggi.

Keandalan Penuh dan Biaya Operasional Rendah

Mesin satu-silinder membutuhkan biaya perawatan yang sangat rendah dan irit bahan bakar. Untuk mencapai jarak 27 km hanya dibutuhkan bensin 1 liter (model pengendaraan normal). Dengan kata lain, 13 liter bensin yang diisi pada tangki CBR250R mampu membawa motor ini menjelajah hingga 344 km.
Prestasi ini membuat CBR250R menjadi yang terbaik di kelasnya dalam urusan penghematan bahan bakar. Apalagi CBR250R juga melakukan beberapa hal penting, yaitu piston dan connection-rod telah dibuat seringan mungkin, gesekan cincin piston direndahkan, dan penggunaan busi iridium.
Hadirnya, sistem pendinginan cair tentulah membuat temperatur mesin CBR250R semakin mudah terjaga, dan dapat dikondisikan dalam berbagai iklim di dunia.

Exhaust Sangat Bersih

CBR250R didukung teknologi terbaru pada aspek exhaust dan katalitik guna mencapai meisi rendah.Tiga metal katalik konverter sanggup menekan tingkat hidrokarbon, karbon monoksida, dan nitro oksida sekecil mungkin. sementara sensor oksigen di dalam exhaust yang terjalin dengan ECU akan meningkatkan daya tekan emisi, sekaligus memastikan tingkat pembakaran di ruang mesin.

Chassis

Chassis Kaku-Ringan

Mesin CBR250R ditempatkan di antara rangka baja tiang ganda model berlian. Konfigurasi rangka CBR250R begitu ringan, sehingga memberi kontribusi pada bobot keseluruhan motor yang ringan. Namun di sisi lain, rangka ini juga sangat kuat dan berplatform kaku guna menopang sistem suspensi depan dan belakang.
Kekuatan ini menjadi kunci untuk stabilitas, kecepatan, dan keseimbangan CBR250R. Dengan kemantapan ini pula, CBR250R sempurna sebagai motor beridentitas sport atau harian. Bahkan kekuatan rangka di belakang juga difokuskan untuk mengantisipasi bobot pebonceng.

Sistem Suspensi Canggih

Prilaku suspensi menjadi sangat penting bagi CBR250R. Hebatnya, walau berteknologi maju, suspensi yang terpasang pada CBR250R tetap membuat harga motor ini tetap kompetitif.
CBR250R didukung fork damper hidrolik 37mm pada bagian depan dan Pro-Link Monoshock pada bagian belakang. Penggunaan sistem Monoshock ini telah memungkinkan dikontrolnya pergerakkan lengan ayun saat roda belakang bergerak ke atas dan ke bawah usai melalui jalan bergelombang.
Hasilnya, kualitas perjalanan dengan CBR250R akan terasa luar biasa dikombinasikan dengan ketenangan, sehingga keinginan untuk menantang jalan terbuka lebar.

Velg dan Ban Performa Tinggi

CBR250R memasang velg dan ban berukuran besar guna menjamin akurasi tingkat cengkraman. Pada bagian depan dibalut ban 110/70-MC17, sedangkan belakang 140/70-MC17. Ukuran ini mengindikasikan sebuah sport bike yang serius.

Peralatan Tambahan

» U-Lock: Didesain kusus untuk penempatan kunci pengaman tambahan di bawah bangku pebonceng.
» Tutup Bangku: Pembungkus bangku bergaya carbon-look di desain seirama dengan garis desain fairing CBR250R, menutup bangku penumpang ketika ingin melakukan pengendaraan tunggal. Dengan tambahan ini aksi CBR250R lebih agresif.
» Tas Bangku Belakang: kantong kursi belakang lebih lapang meningkatkan kepraktisan sehari-hari CBR250R.
» Tank Pad: Dirancang untuk melindungi cat tangki bahan bakar dari gesekan.
» Sticker Roda: Sticker untuk menambah aksi menjadi bagaikan Supersport.

Posted on by HORTIERS | Leave a comment

PERENCANAAN PERSIMPANGAN

PERENCANAAN PERSIMPANGAN TIDAK SEBIDANG PADA JALAN RAYA

PENDAHULUAN

I .1.        Umum

Ada dua jenis persimpangan didalam perencanaan pertemuan dua ruas jalan atau lebih yaitu persimpangan sebidang dan persimpangan tidak sebidang. Persimpangan sebidang adalah persimpangan dimana ruas jalan saling bertemu dalam satu bidang sedangkan persimpangan tidak sebidang dimana ruas jalan bertemu tidak dalam satu bidang tetapi salah satu ruas berada diatas atau dibawah ruas jalan yang lain.

Perencanaan persimpangan jalan tidak sebidang dilakukan bila kapasitas persimpangan tersebut sudah mendekati atau lebih besar dari kapasitas masing­masing ruas jalan sehingga arus lalu lintas untuk masing-masing lengan persimpangan sama sekali tidak boleh terganggu. Bila hal ini terjadi maka praktis persimpangan tersebut akan terjadi kemacetan yang tidak mungkin dihindari .

Persimpangan tidak sebidang adalah satu-satunya pilihan bila pengaturan maupun pengendalian arus lalu lintas pada persimpangan sebidang tidak lagi dapat dilakukan untuk memperbesar kapasitas .

I .2.        Latar Belakang

Melihat angka pertumbuhan lalu lintas yang semakin tinggi dari tahun ketahun sehingga pada suatu saat nanti diperkirakan akan timbul permasalahan dimana kapasitas persimpangan khususnya pada persimpangan sebidang tersebut tidak mampu lagi menerima atau menampung arus lalu lintas yang ada sehingga akan terjadi

kemacetan – kemacetan , serta adanya problema pertemuan jalan pada jalan bebas hambatan dengan jalan lain yang dilintasinya dimana tidak mungkin dibuat persimpangan sebidang maka perencanaan persimpangan tidak sebidang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

I .3.        Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengupas masalah perencanaan persimpangan tidak sebidang pada persimpangan – persimpangan dimana arus lalu lintasnya cukup tinggi dan tidak tertampung lagi sesuai dengan kapasitasnya dan pada daerah pertemuan jalan bebas hambatan dengan jalan umum lainnya.

I .4.        Permasalahan dan Pembatasan Masalah

Perencanaan persimpangan tidak sebidang mempunyai cakupan yang sangat luas antara lain perencanaan geometrik persimpangan, perencanaan struktur perkerasan, pemilihan super elevasi, sistem drainase, pemilihan type persimpangan ( interchange ). sistem perencanaan jalur, perencanaan marka dan rambu-rambu lalu lintas dan hal-hal lainnya sehingga untuk membahas hal tersebut lingkup

permasalahannya terlalu luas untuk itu penulis membatasinya yaitu hanya mengupas masalah geometrik dan jenis-jenis interchange yang ada untuk diterapkan pad a suatu persimpangan serta keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis tersebut.

I .5 .Metodologi

Metode yang dipergunakan didalam penulisan ini adalah metode studi literatur, yaitu mencari bahan-bahan masukan dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah perencanaan persimpangan jalan tidak sebidang ( interchange).

PERTEMUAN I PERSIMPANGAN JALAN ( INTERSECTION)

Persimpangan jalan adalah suatu daerah umum dimana dua atau lebih ruas jalan (link) saling bertemu /berpotongan yang mencakup fasilitas jalur jalan (roadway) dan tepi jalan (road side) , dimana lalu lintas dapat bergerak didalamnya. Persimpangan ini adalah merupakan bagian yang terpenting dari jalan raya sebab sebagian besar dari efisiensi, kapasitas lalu lintas , kecepatan, biaya operasi, waktu perjalanan, keamanan dan kenyamanan akan tergantung pada perencanaan persimpangan tersebut. Setiap persimpangan mencakup pergerakan lalu lintas menerus dan lalu lintas yang saling memotong pada satu atau lebih dari kaki persimpangan dan mencakup juga pergerakan perputaran. Pergerakan lalu lintas ini dikendalikan berbagai cara, bergantung pad a jenis persimpangannya.

2.2. Alih Gerak ( Manuver) Lalu lintas pada Persimpangan Jalan

Dari sifat dan tujuan gerakan didaerah persimpangan, dikenal beberapa bentuk alih gerak yaitu:

a.  Diverging (memisah)

b.  Merging (menggabung)

c.   Crossing (memotong)

d.  Weaving (menyilang)

2.2.a. Diverging (memisah)

Divering adalah peristiwa memisahnya kenderaan dari suatu arus yang sama kejalur yang lain

2.2.b. Merging ( Menggabung)

Merging adalah peristiwa menggabungnya kenderaan dari suatu jalur ke jalur yang lain

2.2.c. Crossing ( memotong)

Crossing adalah peristiwa perpotongan antara arus kenderaan dari satu jalur ke jalur yang lain pada persimpangan dimana keadaan yang demikian akan menimbulkan titik konflik pada persimpangan tersebut.

2.2.d. Weaving (menyilang)

Weaving adalah pertemuan dua arus lalu lintas atau lebih yang berjalan menurut arah yang sarna sepanjang suatu lintasan dijalan raya tanpa bantuan rambu lalu lintas. Gerakan ini sering terjadi pada suatu kenderaan yang berpindah dari suatu jalur kejalur lain misalnya pada saat kenderaan masuk kesuatu jalan raya dari jalan masuk, kemudian bergerak kejalur lainnya untuk mengambil jalan keluar dari jalan raya tersebut keadaan ini juga akan menimbulkan titik konflik pada persimpangan tersebut.

2.3. Titik Konflik pada Persimpangan Jalan

Keberadaan persimpangan pada suatu jaringan jalan, ditujukan agar kenderaan bermotor, pejalan kaki (pedestrian), dan kenderaan tidak bermotor dapat bergerak dalam arah yang berbeda dan pada waktu yang bersamaan. Dengan demikian pada persimpangan akan terjadi suatu keadaan yang menjadi karakteristik yang unik dari persimpangan yaitu munculnya konflik yang berulang sebagai akibat dari pergerakan ( manuver ) tersebut.

Berdasarkan sifatnya konflik yang ditimbulkan oleh manuver kenderaan dan keberadaan pedestrian dibedakan 2 type yaitu :

1.    Konflik primer, yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas yang saling memotong

2.    Konflik sekunder, yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas kanan dengan arus lalu lintas arah lainnya dan atau lalu lintas belok kiri dengan para pejalan kaki.

Adapun titik konflik yang terjadi disuatu persimpangan dapat dilihat pada gambar berikut :

Pada dasarnya jumlah titik konflik yang terjadi dipersimpangan tergantung beberapa faktor antara lain:

1 Jumlah kaki persimpangan yang ada

2.  Jumlah lajur pada setiap kaki persimpangan

3.  Jumlah arah pergerakan yang ada

4.  Sistem pengaturan yang ada

2.4. Jenis persimpangan Jalan

Ada dua jenis/macam persimpangan jalan dilihat dari perencanaannya yaitu :

a.  Pertemuan/persimpangan Jalan Sebidang

b.  Pertemuan/persimpangan jalan tidak sebidang (simpang susun)

2.4.a. Pertemuan I persimpangan jalan sebidang

Pertemuan/persimpangan sebidang adalah pertemuan dua ruas jalan atau lebih secara sebidang I tidak saling bersusun. Pertemuan ini direncanakan sedemikian dengan tujuan untuk mengalirkan atau melewatkan lalu lintas dengan lancar serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan/pelanggaran sebagai akibat dari titik konflik yang ditimbulkan dari adanya pergerakan antara kenderaan bermotor, pejalan kaki , sepeda dan fasilitas-fasilitas lain atau dengan kata lain akan memberikan kemudahan , kenyamanan dan ketenangan terhadap pemakai jalan yang melalui persimpangan. Perencanaan persimpangan yang baik akan menghasilkan kualitas operasional yang baik seperti tingkat pelayanan, waktu tunda, panjang antrian dan kapasitas.

Pertemuan jalan sebidang ini pada dasarnya ada 4 macam yaitu:

– Bercabang 3

– Bercabang 4

– Bercabang banyak

– Bundaran ( Rotary Intersection)

2.4.b Persimpangan Tidak Sebidang/Simpang Susun ( Interchange)

Persimpangan tidak sebidang adalah persimpangan dimana dua ruas jalan atau lebih saling bertemu tidak dalam satu bidang tetapi salah satu ruas berada diatas atau dibawah ruas jalan yang lain.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN
PERSIMPANGAN JALAN

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan didalam perencanaan suatu persimpangan, faktor tersebut antara lain:

1 Faktor lalu lintas

2 F aktor Geometrik

3 Faktor manusia

3.1. Faktor Lalu lintas

3.1.a. Volume

Volume adalah jumlah kenderaan yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit ). Pada suatu jalan, volume yang terjadi dapat berubah­ubah menurut suatu pola yang dikatakan tetap. Beberapa hal yang berhubungan erat dengan variasi volume tersebut antara lain:

– Waktu, seperti musim dalam satu tahun, hari dalam satu minggu, dst

– Komposisi lalu lintas, pembagian jurusan .dan susunan jalur jalan.

– Jenis tata guna lahan

– Klasifikasi jalan

Volume biasanya diukur dengan cara mekanik dan manual. Perhitungan dapat dilakukan terhadap kenderaan – kenderaan pada satu atau beberapa jalur gerak yang sejajar , misalnya semua kenderaan yang memasuki perpotongan jalan dari satu jalan tertentu ataupun semua kenderaan yang memasuki perpotongan dari arah mana saja.

3.1.b. Kecepatan

Ada beberapa definisi yang dipakai untuk menjelaskan kecepatan dalam hubungannya dengan gerakan kenderaan pada jalur gerak yaitu:

– Kecepatan rata-rata ruang ( Space Mean Speed)

Kecepatan rata-rata ruang ( Space Mean Speed) adalah kecepatan rata-rata kenderaan yang didapat dengan membagi jumlah jarak yang ditempuh dengan jumlah waktu yang dibutuhkan

– Kecepatan rata-rata waktu (time mean speed)

Kecepatan rata-rata waktu (time mean speed) adalah kecepatan rata-rata kenderaan yang melalui satu titik tertentu pada ruang jalan untuk suatu interval waktu tertentu.

– Kecepatan Gerak ( Running speed)

Kecepatan Gerak ( Running speed) adalah kecepatan yang diukur dengan mengabaikan hambatan-hambatan waktu henti, seperti hambatan persimpangan dan penyeberangan pejalan kaki. Jadi kecepatan gerak merupakan perbandingan jarak tempuh perjalanan dengan waktu tempuh dikurangi waktu berhenti.

3.1.c. Satuan Mobil Penumpang ( SMP )

Untuk menghilangkan klasifikasi kenderaan pada perhitungan arus lalu lintas dapat dilakukan dengan menyatakan arus lalu lintas kedalam satuan mobil penumpang dalam satu satuan waktu. Jenis dan pengaruh suatu kenderaan yang melintasi suatu ruas jalan dan persimpangan berbeda satu sama lainnya menurut katagorinya. Nilai ekivalen setiap kenderaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis kenderaan, lokasi jalan ( diluar kota/didalam kota ), jenis jalan, keadaan topografi, serta kelandaian jalan.

3.2 Faktor Geometrik

Elemen – elemen geometrik suatu persimpangan secara umum memberikan pengaruh terhadap operasional lalu lintas. Elemen-elemen tersebut diantaranya adalah alinyemen dan profil, lebar dan jumlah lajur serta elemen-elemen lainnya yang berpengaruh terhadap perencanaan suatu persimpangan.

3.3 Faktor Manusia

Faktor manusia dalam lalu lintas umumnya bervariasi dan sulit ditentukan karena interaksinya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, keterampilan dan pengaruh sosial.

Adapun faktor-faktor manusia ini mencakup antara lain:

3.3.a. Pengemudi

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat manusia sebagai pengemudi diantaranya adalah :

– Tujuan perjalanan

Berdasarkan tuluan perjalanan sifat-sifat manusia sebagai  pengemudi akan berbeda sehubungan dengan interaksinya dalam karakteristik lalu lintas. – Kondisi cuaca

Pengemudi akan lebih berhati-hati dalam mengemudikan kenderaannya pada kondisi cuaca buruk dan cenderung untuk menurunkan kecepatannya.

– Umur dan jenis kelamin

Pada umumnya pengemudi yang berumur tua atau wanita akan lebih berhati – hati dalam mengemudi kenderaannya dibandingkan dengan pengemudi yang berusia muda atau laki-laki.

– Kondisi kenderaan

Sifat-sifat pengemudi dipengaruhi oleh jenis , model serta kekuatan mesin kenderaan

– Keadaan lingkungan

Sifat pengemudi pada jalan yang dikenalnya tidak akan sarna dengan apabila berada pada jalan yang belum dikenalnya, dalam hal ini pengemudi cenderung untuk mengikuti kelakuan pengemudi lain dan akan lebih berhati hati.

3.3.b. Pejalan kaki

Pejalan kaki cenderung tidak mengenal batasan umur ataupunpersyaratan lainnya sehingga perilakunya akan sulit diramalkan. Sebagian darinya mungkin belum pernah menjadi pengemudi ataupun tidak mengenal peraturan lalulintas akibatnya berjalan dan menyeberang tidak pada tempatnya merupakan hal yang sering dijumpai pada persimpangan.

PERENCANAAN PERTEMUAN/PERSIMPANGAN JALAN TIDAK
SEBIDANG ( INTERCHANGE)

Perencanaan pertemuan tidak sebidang dilakukan bila volume lalu lintas yang melalui suatu pertemuan sudah mendekati kapasitas jalan-jalannya, maka arus lalu lintas tersebut harus bisa melewati pertemuan tanpa terganggu atau tanpa berhenti, baik itu merupakan arus menerus atau merupakan arus yang membelok sehingga perlu diadakan pemisahan bidang ( Grade sparation ) yang disebut sebagai simpang tidak sebidang ( Interchange ). Pada pertemuan tidak sebidang ini ada kemungkinan untuk membelok dari jalan yang satu kejalan yang lain dengan melalui jalur-jalur penghubung ( ramp ).

4.1. Bagian-bagian dari persimpangan tidak sebidang

Elemen atau bagian-bagian dari persimpangan tidak sebidang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Sesuai dengan fungsinya, maka jalur-jalur jalan dalam daerah interchange bisa digolongkan sbb:

– Jalur Utama (Main Lane)

Jalur utama adalah merupakan jalur untuk arus lalu lintas yang utama, arus mana bisa menerus , bisa juga membelok baik kekiri maupun kekanan.

– Collector & Distributor road

Collector & Distributor road adalah satu atau lebih jalur yang dipisahkan, teapot sejajar dan searah dengan jalur utama, pada jalur mana kenderaan masuk, atau dari jalur mana kenderaan keluar dari suatu arah utama tanpa mengganggu arus alalu lintas dijalur utama tersebut pada ujung-ujungnya jalur ini disatukan kembali dengan jalur

utamanya setelah melalui jalur perlambatan /percepatan.

– Jalur percepatan/perlambatan (Acceleration Lane/speed change lane)

Jalur percepatan/perlambatan adalah suatu jalur dengan panjang terbatas dan terletak tepat disebelah jalur cepat ( sebagai pelebaran jalur cepat ) dan berfungsi sebagai tempat kenderaan menyesuaikan kecepatannya dari situasi dibelakangnya kesituasi didepannya. Kalau meninggalkan arus cepat kenderaan mengurangi kecepatannya , ka!au akan memasuki arus cepat kenderaan menambahkan kecepatannya.

– Jalur penghubung ( Ramp)

Jalur penghubung ( Ramp) adalah jalur yang berfungsi untuk membelokkan kenderaan dari satu jalan kejalan lain. Sesuai dengan kegunaannya ramp ini dibagi atas tiga macam yaitu :

a.    Hubungan langsung ( Direct)

Jenis ini kenderaan ddapat berbelok langsung kearah tujuan sebelum titik pusat pertemuan.

b.    Hubungan setengah langsung ( Semi direct)

Kenderaan dalam menuju arah tujuan melewati atau mengelilingi titik pusat pertemuan dahulu dan memotong salah satu arus lain secara tegak (hubungan setengah langsung).

Gambar 4.3 Hubungan Setengah Langsung (Semi Direct)

c. Hubungan tidak langsung (Indirect)

Kenderaan berbelok kearah berlawanan dahulu, dan baru memutar sekitar dua ratus tujuh puluh derajat.

Gambar 4.4 Hubungan Tidak Langsung (indirect)

4.2. Type-type Persimpangan Tidak Sebidang ( interchainge)

Dilihat dari bentuknya ada beberapa jenis persimpangan tidak sebidang yaitu antara lain:

4.2.a. Pertemuan tidak sebidang bercabang tiga

Simpangan ini disebut juga’ Y .interchange! terompet atau kepala burung. Pada umumnya sistim ini hanya mempunyai suatu bangunan persilangan, pengecualian adalah apabila semua hubungan adalah langsung.

Gambar 4.5. Pertemuan tidak sebidang bercabang tiga 4.2.b. Pertemuan tidak sebidang bercabang empat

Simpangan ini dapat dibagi atas 5 golongan yaitu : * Diamond interchange

* Clover leaf interchange ( daun semanggi ) * Rotary interchange

* Directional interchange

* Kombinasi beberapa macam

Pertemuan bercabang empat

* Diamond

Type ini dipakai apabila suatu jalan utama memotong suatu jalan lokal , type ini juga merupakan yang paling sederhana , tetapi harus diusahakan supaya jalan keluar dan masuk keinterchange ditandai dengan jelas untuk menghindari kekeliruan.

* Clover Leaf ( Daun Semanggi )

Sistem ini biasanya dipakai pada perpotongan dua jalan utama, Untuk perpotongan jalan utama dan jalan lokal bisa digunakan clover leaf tidak lengkap ( partial clover leaf).

* Rotary

Sistim ini adalah merupakan peningkatan dari rotary biasa ( sebidang ) yang hanya mempunyai kemampuan terbatas. Fungsi bundaran adalah untuk menampung lalu lintas yang akan membelok sehingga arus-arus yang menerus tidak terganggu.

* Directional Interchange

Apabila arus lalu lintas pada interchange yang hendak membelok kekanan cukup besar , maka hubungan-hubungan indirect tak bisa dipakai lagi karena terhambat oleh gerakan weaving ( khusus untuk arus yang akan membelok kekanan ). Pada directional interchange, daerah weaving ditiadakan dengan membuat belokan kekanan secara semi direct ataupun direct sebagai akibatnya diperlukan banyak bangunan jembatan sehingga biayanya relatif lebih mahal.

* Kombinasi beberapa macam

Sistem ini adalah merupakan kombinasi dari type-type diatas.

4.3. Keuntungan dan kerugian penggunaan interchange

Keuntungan penggunaan simpang susun ( interchange) ini adalah kapasitas persimpangan dapat ditingkatkan lebih besar sehingga sesuai untuk digunakan pada persimpangan-persimpangan dimana arus lalu lintasnya sangat tinggi dan sudah tidak dapat dilakukan lagi pengaturan dan pengendalian sehingga cenderung terjadi kemacetan dan juga dapat digunakan pada pertemuan jalan bebas hambatan dengan jalan umum. Kerugian penggunaan jenis persimpangan ini adalah dari segi ekonomi dimana biaya pembangunannya relatif sangat mahal dan membutuhkan lokasi tanah yang lebih luas.

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan sbb:

1.                   Ada dua jenis persimpangan didalam perencanaan pertemuan dua ruas jalan atau lebih yaitu persimpangan sebidang dan persimpangan tidak sebidang. Persimpangan sebidang adalah persimpangan dimana ruas jalan saling bertemu dalam satu bidang sedangkan persimpangan tidak sebidang dimana ruas jalan bertemu tidak dalam satu bidang tetapi salah satu ruas berada diatas atau dibawah ruas jalan yang lain.

2.                   Perencanaan persimpangan jalan tidak sebidang dilakukan bila kapasitas persimpangan tersebut sudah mendekati atau lebih besar dari kapasitas masing-masing ruas jalan sehingga arus lalu lintas untuk masing-masing lengan persimpangan sama sekali tidak boleh terganggu.

3.                   Dilihat dari bentuknya ada beberapa jenis persimpangan tidak sebidang yaitu Pertemuan tidak sebidang bercabang tiga yang disebut juga ‘Y’ interchange, terompet atau kepala burung dan pertemuan tidak sebidang bercabang empat seperti bentuk Diamond interchange, Clover leaf interchange ( daun semanggi), Rotary interchange dan Directional interchange

4.            Jenis persimpangan tidak sebidang sesuai digunakan pada persimpangan

dimana arus lalu lintasnya sangat tinggi dan pada pertemuan jalan bebas hambatan dengan jalan lain dimana arus lalu lintas tersebut harus bisa melewati pertemuan tanpa terganggu atau tanpa berhenti, baik itu merupakan arus menerus atau merupakan arus yang membelok.

DAFTAR PUSTAKA

AASHTO,” A Policy On Geometric Design Of Highway And Streets”, New York, 1984

“Indonesia Highway Capacity Manual”, Directorate General Of Highways, Ministry Of Public Work, Jakarta 1993.

Direktorat Jenderal Bina Marga, ” Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya”, No 13 /1970.

Clarkson H. Oglesby, ” Highway Engineering” , Fourth Edition Suwarjoko Warpani, ” Rekayasa Lalu Linta” , Jakarta 1985.

Posted in Bukukecil Geodesy dan Perencanaan | Leave a comment

BUDIDAYA TOMAT

CARA BERTANAM TOMAT HIBRIDA (Dataran 800 – 1200 M dpl)

Sebuah rekomendasi teknik bertanam yang memerlukan penyesuaian sesuai potensi agroklimat setempat

Syarat tumbuh
Tanaman tomat akan tumbuh baik pada iklim yang memiliki suhu antara 160 – 260 C. Banyak sina\ar matahari dan kelembaban rendah. Bila kekurangan sinar ruas tanaman kurus memanjang, bunga mudah rontok dan buah tidak bisa membesar. Kondisi suhu malam hari yang terlalu tinggi (>200 C) berpengaruh terhadap proses pembentukan buah karena bunga menjadi rontok. Cocok ditanam pada tanah berpasir, lempung dan subur, dan pH 5,5 – 6,5.
Persemaian
Kebutuhan benih per hektar 100 – 150 g. Media semai terdiri dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 ditambah TSP dan Furadan yang dimasukan di dalam polibag. Apabila perlu, benih direndam dulu dalam larutan fungisida dan bakterisida (Benlate dan Agrept) selama 4 – 6 jam atau direndam dengan air hangat kuku lalu ditiriskan. Selanjutnya benih dimasukan ke dalam polibag 1 biji/polibag dan ditutup dengan tanah lembut atau halus, lalu disirram dan ditutup dengan lembaran karung goni (naungan semai) Pemeliharaan semai dilakukan dengan menjaga media semai tetap lembab, karung goni dibuka seetelah benih berkecambah. Apabila diperlukan dilakukan penyemprotan pupuk daun dan fungisida (Growmore P) pupuk P dan fungisida untuk rebah batang phytium.
Pengolahan tanah.
Tanah diolah, dibuat bedengan lebar 120 cm & tinggi 30 cm, Diberi pupuk kandang 20 ton/ha atau 1 kg/tanaman. Kapur pertanian (kaptan) diberikan dengan dosis 2 ton/ha atau 10 g/tan. Dosis pupuk dasar N:P:K = 2:1:1 sebanyak 100 g, waktu pemberian sekitar 5 – 7 sebelum tanam. Selanjutnya bedengan ditutup dengan mulsa plastic. Lubang tanam dibuat dengan cara melubangi mulsa dengan jarak tanam 60 – 70 cm

Transplanting
Bibit ditanam pada umur sekitar 17 hss. Ditanam 1 tan./lubang. Bibit yang ditanam pilih yang vigor dan tidak rebah.

Pemeliharaan
1. Apabila diperlukan penyulaman dilakukan maksimal 7 hari setelah penanaman
2. Pupuk susulan diberikan mulai 15 – 20 hst dengan dosis 2 – 3 kg NPK per 200 liter air dengan dosis 250 ml per tanaman
3. Pemberian pupuk susulan selanjutnya setiap 8 – 12 hari denggan dosis yang sama sampai umur 80 hst
4. Pengairan diberikan apabila kondisi lahan kurang lembab
5. Penyiangan dilakukan apabila banyak gulma
6. Pemasangan ajir dan pengikatan dilakukan sedini mungkin agar tidak mengganggu sistem perakaran.
7. Pemotangan pucuk dilakukan apabila bunga mencapai 7 – 8 tandan/tanaman
8. Pewiwilan buah dilakukan sedini mungkin untuk menghindari busuk hitam Erwinia akibat pelukaan

Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman tomat antara lain, Agrotis (ulat), pelubang daun (leaf miner), ulat buah (Helioptis almigera), kutu putih (White Fly), nematota (cacing). Pengendalian dengan cara pemijitan dan pembuangan tanaman terserang, memperbaiki sanitasi kebun dan MPHP, penyemprotan larutan Decis, Trigard, Curacron, Agrimek dan pemberian Furadan

Penyakit
Layu Fusarium. Gejalanya layu dimulai dari daun tua atau menyerang dari bawah ke atas. Sering terjadi pula layu sebagian dan prosesnya cepat. Pengendalian melalui perbaikan sanitasi, MPHP dan drainase serta penyemprotan fungisida a.l. Benlate & Anfil.

Phytoptora. Gejalanya banyak di musim hujan dan berkabut. Daun, batang dan buah membusuk, berwarna hitam dan basah dengan bau yang keras. Bagian bawah daun terlihat lembaran putih. Pengendalian, dengan mengatur jarak tanam, mengurangi naungan dan perempelan daun tua serta penyemprotan fungisida seperti Ridomil, Dithane dan Curzate.

Alternaria. Gejalanya banyak terjadi di pergantian musim. Pada daun, batang dan buah terdapat lingkaran berwarna coklat dan kering disertai lingkaran yang berwarna kuning. Pengendalian, melalui pengaturan jarak tanam dan mengurangi naunganserta dengan penyemprotan fungisida yang cocok seperti Curzate dan Derosal.

Phytium atau rebah batang. Gejalanya banyak terjadi di musim hujan, pangkal batang mengerut dan berwarna hitam yang mengakibatkan tanaman rebah. Pengendalian, melalui pemakaian naungan saat persemain, penggunaan media semai yang steril, merendam benih dalam larutan fungisida, penyemprotan fungisida pada persemaian serta perlakuan fungisida pada saat transplanting. Fungisida yang digunakan misalnya, Score dan Ridomil.

Layu bakteri (Pseudomonas solacearum). Gejalanya tanaman layu atau mati ujung dengan daun menguning, batang mengeluarkan lendir jika direndam. Pengendalian, melalui pengolahan tanah yang baik, perbaikan drainase dan sanitasi kebun, rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sejenis serta penyemprotan bakterisida seperti Agrept dan Agrimycin.

Panen
Pemanenan dapat dilakukan mulai umur 65 – 80 hari setelah tanam. Buah yang pertama matang atau dipanen adalah buah yang ada pada tandan pertama. Panen dapat dilakukan 3 atau 4 hari sekali. Masa produksi berlangsung 12 sampai 16 kali panen atau 40 hari dan dapat mencapai 3 kg/tanaman.

Lain-lain
• Dianjurkan tidak memberikan unsur N berlebihan
• Dianjurkan jumlah tandan yang dipelihara 7-8 tandan

Posted in Bukukecil Pertanian | Leave a comment

BUDIDAYA CABAI MERAH

TEKNIK BUDIDAYA

CABAI HIBRIDA SISTEM MULSA PLASTIK

Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) banyak dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai Paprika. Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai kecil (rawit, cengek) hibrida. Alasan utama sistem MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Budidaya cabai hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun. Kegiatan pokok teknik budidaya cabai hibrida sistem MPHP meliputi :

Penyiapan Lahan

Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 – 23 hari (berdaun 2 – 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya menurun (rendah).

Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :

  • Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.
  • Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.
  • Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat.
  • Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.

IKLIM DAN TANAH

Syarat Iklim

Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 – 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 – 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 – 1500 m dpl. Khusus untuk cabai Paprika umumnya hanya cocok ditanam di dataran tinggi. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika antara 210 – 250 C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur 18,30. Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil. Meskipun cabai paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni dengan cara memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di dataran menengah antara lain menggunakan sungkup beratapkan plastik bening (transparan).

Syarat Tanah

Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 – 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal.

Beberapa angka pH tanah (reaksi tanah), terdiri atas :

  • Paling masam (< 4.0)

  Sangat asam (4.0 – 4.5)

  Asam (4.5 – 5.5)

  Agak asam (5.5 – 6.5)

  Netral (6.5 – 7.5)

  Agak basa (7.5 – 8.5)

  Basa (8.5 – 9.0)

  Sangat basa (9.0).

Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan Molibdinum menurun dengan cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur-unsur Nitrogen, Besi, Mangan, Borium, Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi sedikit. Cabai yang ditanam pada tanah asam pada umumnya keracunan unsur Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya pada pH basa, jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.

PERSIAPAN LAHAN DAN TANAM

Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :

  • Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.
  • Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 – 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 – 14 hari.
  • Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 – 120 cm, tinggi 40 – 50 cm, lebar parit 60 – 70 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari 12 meter. Khusus pada tanah yang banyak mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit dibuat sedalam 60 – 70 cm.
  • Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 centimeter.
  • Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang sebanyak 1,0 – 1,5 kg/tanaman.
  • Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dilakukan pengapuran sebanyak 100 – 125 gram/tanaman.
  • Pupuk kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara merata sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin – anginkan selama kurang lebih 2 minggu.

Catatan :

Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 – 20.000 tanaman pada jarak tanam 60 x 70 cm, maka diperlukan pupuk kandang 18 – 30 ton, dan kapur pertanian 1,8 – 2,0 ton.

Penyiapan Benih dan Pembibitan

Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih dan pembibitan di pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih + 180 gr atau 18 bungkus kemasan masing-masing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung satu dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam air dingin ataupun air hangat 550 – 600 selama 15 – 30 menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan mencucihamakan benih tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka sebelumnya polybag harus diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK dihaluskan serta Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk campuran adalah : tanah halus 2 bagian (2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk kandang matang halus (1 ember volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan. Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga 90% penuh. Benih cabai hibrida yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0 – 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. Berikutnya semua polybag yang telah diisi benih cabai disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan kain basah (lembab) selama + 3 hari. Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama seperti cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 – 120 cm. Setelah semaian cabai tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net kassa. Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air saat tanaman muda berumur 10 – 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.

Pemasangan MPHP

Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Jenis dan dosis pupuk yang biasa digunakan untuk cabai hibrida adalah sebagai berikut :

Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan. Misalnya panjang bedengan 12 meter, jarak tanam 60 x 70 cm akan berisi 40 tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan sejumlah + 4 kg, yang terdiri atas perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan catatan tiap 100 kg pupuk campuran tadi ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5 kg Furadan. Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil diaduk dan dibalikkan dengan tanah bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali sambil dirapihkan, dan setelah itu disiram air secukupnya agar pupuk dapat larut ke lapisan tanah. Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul 14.00 – 16.00 agar plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin. Pemasangan MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah : tariklah kedua ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk “U” yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 – 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit cabai yang ditanam.

Penanaman

Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17 – 23 hari atau berdaun 2 – 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup MPHP harus dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm. Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. Penggunaan alat ini dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian MPHP akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 – 8 cm. Selain itu, dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong. Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang tanam yang telah ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya, maka akan langsung terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan pisau silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung pada MPHP berbentuk bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan polybagnya direndam dalam larutan fungisida sistemik atau bakterisida pada dosis 0,5 – 1,0 gram/liter air selama 15 – 30 menit untuk mencegah penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering, bibit cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara hati-hati. Caranya : ambil polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit cabai dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuk-tepuk secara pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar bersama akar dan medianya. Bibit cabai hibrida siap langsung ditanam pada lubang tanam yang tersedia.

Cara penanaman bibit cabai adalah : mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam diangkat kira-kira seukuran media polybag; kemudian bibit dimasukkan sambil diurug tanah hingga dekat pangkal batangnya cukup padat. Bibit cabai hibrida yang disemai dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami kelayuan (stagnasi). Selesai tanam, segera disiram sampai tanahnya cukup basah.

PEMELIHARAAN TANAMAN

Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus), penyiraman (pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan tambahan (susulan), perempelan daun bawah di bawah cabang, pengendalian hama dan penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya peka terhadap sinar matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik bening (transparan). Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan, atau 2 bedengan bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun ketersediaan bahan.

Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai paprika (atau cabai hibrida di musim hujan), pada prinsipnya adalah sebagai berikut :

  1. Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 – 80 cm di bagian pinggir bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter.
  2.  Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran setinggi 160 – 200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang bambu gelondongan yang letaknya berpasangan.
  3.  Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah bambu yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya sungkup (kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening.
  4.   Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas oleh terpaan angin.

Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau varietas cabai hibrida umumnya meliputi :

Pemasangan ajir (turus)

Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. Ajir dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir secara berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir lainnya dihubungkan dengan bilah bambu memanjang (gelagar) tepat pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus sedini mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus untuk cabai paprika, pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.

Pengairan (Penyiraman)

Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 – 4 hari sekali. Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali melalui saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang tidak mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan. Tanaman cabai hibrida di bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang intensif dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah produktif (berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kekeringan.

Perempelan

Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping.

Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur antara 7 – 20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 – 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat.

Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai hibrida yang sudah berumur 75 – 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun.

Pemupukan Tambahan (susulan)

Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 – 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, Kemira merah ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak + 4 sendok makan. Cara pemberiannya adalah dengan melubangi MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut dan meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan berikutnya masih diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air (1 drum). Pemberiannya adalah dengan cara dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 – 500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara pengocoran dapat dilakukandengan alat bantu corong atau selang sepanjang 0,5 – 1,0 m dimasukkan ke dalam lubang MPHP dekat pangkal batang tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 – 14 kali), terutama pada hibrida Hot Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 2 sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali. Pemupukan Nitrogen pada cabai hibrida dianjurkan 2 macam sumber N, yaitu ZA san Urea. Pupuk ZA selain mengandung unsur Nitrogen, juga kaya akan unsur Belerang (S) yang diperlukan untuk pertumbuhan cabai hibrida secara optimal.

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK

Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.

Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :

  • 1.       Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.
  • Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma.
  • Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.
  • Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).
  • Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.
  • Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.
  •  Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).
  • Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.
  • Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.
  • Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).

ENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Salah satu faktor penghambat peningkat-an produksi cabai adalah adanya serangan hama dan penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena serangan penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% – 30%. Strategi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai diajurkan penerapan pengendalian secara terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini mencakup pengen-dalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik, peraturan-peraturan, dan cara kimiawi.

HAMA CABAI

Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Serangga dewasa dari hama ini adalah kupu-kupu, berwarna agak gelap dengan garis agak putih pada sayap depan. Meletakkan telur secara berkelompok di atas daun atau tanaman dan ditutp dengan bulu-bulu. Jumlah telur tiap betina antara 25-500 butir. Telur akan menetas menjadi ulat (larva), mula-mula hidup ber-kelompok dan kemudian menyebar. Ciri khas dari larva (ulat) grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya. Larva akan menjadi pupa (kepompong) yang dibentuk di bawah permukaan tanah. Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berkisar antara 30 – 61 hari. Stadium yang membahayakan dari hama Spodoptera litura adalah larva (ulat). Menyerang bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar. Ulat ini memangsa segala jenis tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman cabai. Serangan ulat grayak terjadi di malam hari, karena kupu-kupu maupun larvanya aktif di malam hari. Pada siang hari bersembunyi di tempat yang teduh atau di permukaan daun bagian bawah. Hama ulat grayak merusak di musim kemarau dengan cara memakan daun mulai dari bagian tepi hingga bagian atas maupun bawah daun cabai. Serangan hama ini menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan; sehingga menghambat proses fotosintesis dan akibatnya produksi buah cabai menurun. Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :

1.       Mekanis, yaitu mengumpulkan telur dan ulat-ulatnya dan langsung dibunuh.

  Kultur teknis, yaitu menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama, serta melakukan rotasi tanaman.

  Hayati (biologis) kimiawi, yaitu disemprot dengan insektisida berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperti Dipel, Florbac, Bactospeine, dan Thuricide.

  Sex pheromone, yaitu perangkap ngengat (kupu-kupu) jantan. Sex pheromone merupakan aroma yang dikeluarkan serangga betina dewasa yang dapat menimbulkan rangsangan sexual (birahi) pada serangga jantan dewasa untuk menghampiri dan melakukan perkawinan sehingga membuahkan keturunan. Sex pheromone dari Taiwan yang di Indonesia diberi nama “Ugratas” atau Ulat Grayak Berantas Tuntas berwarna “merah” sangat efektif untuk dijadikan perangkap kupu-kupu dewasa dari ulat grayak (S. litura). Cara pemasangan Ugratas merah ini adalah dimasukkan ke dalan botol bekas aqua volume 500 cc yang diberi lubang kecil untuk tempat masuknya kupu-kupu jantan. Untuk 1 hektar kebun cabai cukup dipasang 5-10 buah Ugratas merah, dengan cara digantungkan sedikit lebih tinggi di atas tanaman cabai. Daya tahan (efektivitas) Ugratas ini + 3 minggu, dan tiap malam bekerja efektif sebagai perangkap ngengat jantan. Keuntungan penggunaan Ugratas ini antara lain : aman bagi manusia dan ternak, tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, dapat menekan penggunaan insektisida, tidak menimbulkan kekebalan hama, dan dapat memperlambat perkem-bangan hama tersebut.

  Kimiawi, yaitu disemprot insektisida seperti Hostathion 40 EC 2 cc/lt atau Orthene 75 SP 1 gr/lt.

Kutu Daun (Myzus persicae Sulz.)

Kutu daun atau sering disebut Aphid tersebar di seluruh dunia. Hama ini memakan segala jenis tanaman (polifag), lebih dari 100 jenis tanaman inang, termasuk tanaman cabai. Kutu daun berkembang biak dengan 2 cara, yaitu dengan perkawinan biasa dan tanpa perkawinan atau telur-telurnya dapat berkembang menjadi anak tanpa pembuahan (partenogenesis). Daur hidup hama ini berkisar antara 7 – 10 hari. Hama ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, keriting, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok sehingga produksi cabai menurun.

Kehadiran kutu daun di kebun cabai, tidak hanya menjadi hama tetapi juga berfungsi sebagai penular (penyebar) berbagai penyakit virus. Di samping itu, kutu daun mengeluarkan cairan manis (madu) yang dapat menutupi permukaan daun. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga menghambat proses fotosintesis. Serangan kutu daun menghebat pada musim kemarau.

Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :

1.       Kultur teknik, yaitu menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai, misalnya jagung.

1.       Kimiawi, yaitu dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif seperti Deltamethrin 25 EC pada konsentrasi 0,1 – 0,2 cc/liter, Decis 2,5 EC 0,04%, Hostathion 40EC 0,1% atau Orthene 75 SP 0,1%.

Lalat Buah (Dacus ferrugineus)

Serangga dewasa panjangnya + 0.5 cm, berwarna coklat-tua, dan meletakkan telurnya di dalam buah cabai. Telur tersebut akan menetas, kemudian merusak buah cabai. Buah-buah yang diserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk dan berlubang kecil. Buah cabai yang terserang akan dihuni larva yang pandai meloncat-loncat. Akibatnya semua bagian buah cabai rusak, busuk, dan berguguran (rontok). Daur hidup hama ini lamanya sekitar 4 minggu, dan pembentukan stadium pupa terjadi di atas permukaan tanah.

Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :

1.       Kultur teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang lalat buah.

1.       Mekanis, yaitu dengan mengumpul-kan buah cabai yang terserang, kemudian dimusnahkan.

1.       Kimiawi, yaitu dengan pemasangan perangkap beracun “metil eugenol” atau protein hydrolisat yang efektif terhadap serangga jantan maupun betina. Dapat pula disemprot langsung dengan insektisida seperti Buldok, Lannate ataupun Tamaron.

Thrips (Thrips sp.)

Spesies Thrips yang sering ditemukan adalah T. tabaci yang hidupnya bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga Thrips sangat kecil, panjang + 1 mm, berkembang biak tanpa pembuahan sel telur (partenogenesis) dan siklus hidupnya berlangsung selama 7 – 12 hari. Hama Thrips menyerang hebat pada musim kemarau dengan memperlihatkan gejala serangan strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Serangan yang berat dapat mengakibatkan matinya daun (kering). Thrips ini kadang-kadang berperan sebagai penular (vektor) penyakit virus.

Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :

1.       Kultur teknis, yaitu dengan pergiliran tanaman atau tidak menanam cabai secara bertahap dengan selisih waktu cukup lama karena tanaman muda akan terserang parah.

1.       Kimiawi, yaitu dengan disemprot insektisida Deltamethrin 25 EC 0,1-0,7 cc/lt, Triazophos 40 EC 0,5-2,0 cc/lt, Endosulfan 25 EC 0,5-2,0 cc/lt, atau juga Decis 2,5 EC (0,04%), Hostathion 20 EC (0,2%) maupun Mesurol 50 WP (0,1-0,2%).

Tungau (Tarsonemus translucens)

Tungau berukuran sangat kecil, tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar selama 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman. Akibat serangannya dapat menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan. Serangan yang berat, terutama di musim kemarau, akan menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan cara disemprot insektisida akarisasi seperti Omite EC (0,2%) atau Mitac 200 EC (0,2%).

 

 

 

 

 

PENYAKIT CABAI

Layu Bakteri (Pseudomonas solana-cearum E.F. Smith)

Bakteri layu mempunyai banyak tanaman inang, diantaranya adalah tomat, kentang, kacang tanah dan cabai. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai adalah kelayuan tanaman mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning dan akhirnya mengering serta rontok. Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi paling peka adalah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah.

Pengendalian penyakit bakteri layu harus dilakukan secara terpadu, yaitu :

1.       Perlakuan benih atau bibit sebelum tanam dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin atau Agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit.

1.       Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang.

1.       Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang sehat.

1.       Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum.

1.       Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae

Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)

Layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini muncul pada tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala serangan yang dapat diamati adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga akibat lebih lanjut seluruh tanaman layu dan mati. Gejala kelayuan tanaman seringkali sulit dibedakan dengan serangan bakteri layu (P. solanacearum). Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Bila dari pangkal batang keluar cairan putih dan terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal itu menandakan adanya serangan Fusarium.

Pengendalian penyakit layu Fusarium dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1.       Perlakuan benih atau bibit dengan cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya Benlate ataupun Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit.

1.       Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati netral.

1.       Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang sehat.

1.       Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada musim hujan.

1.       Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan.

Bercak Daun dan Buah (Collectro-tichum capsici (Syd). Butl. et. Bisby).

Bercak daun dan buah cabai sering disebut penyakit Antraknose atau “patek”. Penyakit ini menjadi masalah utama di musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum Ell. et. Ev dan Colletotrichum capsici. Cendawan G. piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan mati ujung. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning. Di bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang yang bagian tengahnya berwarna gelap. Cendawan C. capsici lebih sering menyebabkan buah cabai membusuk. Gejala awal serangan ditandai dengan terbentuknya bercak coklat-kehitaman pada buah, kemudian meluas menjadi busuk-lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan dari konidium cendawan. Serangan yang berat menyebabkan buah cabai mengkerut dan mengering menyerupai “mummi” dengan warna buah seperti jerami.

Pengandalian dapat dilakukan dengan cara :

1.       Perlakuan benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif Benomyl atau Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan aktif Captan (Orthocide) dengan dosis 1 gr/lt. Lamanya perendaman benih antara 4-8 jam.

1.       Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada musim kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.

1.       Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.

1.       Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar).

1.       Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.

1.       Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit Antraknosa.

Bercak Daun (Cercospora capsici Heald et Wolf)

Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengen-dalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling.

Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf)

Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini adalah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang. Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling.

Busuk Daun dan Buah (Phytophthora spp)

Penyakit busuk daun dapat pula menyebabkan busuk buah cabai. Gejala serangan nampak pada daun yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabai juga dapat diserang oleh penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi kehitaman. Buah-buah cabai yang terserang menunjukkan gejala awal bercak-bercak kebasahan, kemudian meluas ke arah sumbu panjang, dan akhirnya buah akan terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan jarak tanam yang baik, yaitu di musim hujan idealnya 70 x 70 cm, mengumpulkan buah cabai yang busuk untuk dimusnahkan, dan disemprot fungisida seperti Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselang-seling.

Virus

Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco Etch Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), dan juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).

Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.

Pengendalian penyakit virus ini dapat dilakukan dengan cara :

1.       Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan Thrips dengan semprotan insektisida yang efektif.

1.       Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan.

1.       Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae.

Penyakit Fisiologis

Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan, tetapi penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Beberapa contoh penyakit fisiologis pada tanaman cabai yang paling sering ditemukan adalah kekurangan unsur hara Kalsium (Ca), dan terbakarnya buah cabai akibat sengatan sinar matahari, terutama pada cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca akan menunjukkan gejala pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah coklat kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi rusak sampai ke bagian dalam buah. Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah warna lebih awal (sebelum waktunya). Biasanya kekurangan Ca pada stadium buah rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan Ca dapat dilakukan dengan cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan berimbang, dan pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika sedang produktif berbuah tetapi baru diketahui kekurangan Ca, maka dapat disemprot dengan pupuk daun yang banyak mengandung unsur Ca, seperti Growmore Kalsium. Cabai paprika tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga bila mengenai permukaan buah akan menyebabkan terbakarnya kulit dan bagian dalam buah. Gejala yang nampak di bagian luar adalah warna kulit buah berubah menjadi keputih-putihan hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi busuk basah, tetapi warna buah menjadi jelek dan kualitasnya menurun (rendah). Pengendalian terhadap sengatan sinar matahari adalah melindungi tanaman dengan sungkup beratapkan plastik transparan (bening). Menurut penelitian, fungsi naungan plastik bening selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya matahari, juga dapat mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air; sehingga dapat meningkatkan kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman paprika. Di samping itu, pengaruh naungan plastik bening dapat meningkatkan hasil (bobot) buah total.

PANEN & PASCA PANEN

PANEN CABAI HIBRIDA

Panen cabai hibrida sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai dipilih pada tingkat kemasakan 85% – 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali ; sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali. Pada cabai paprika, persyaratan layak panen adalah bila buahnya telah mencapai ukuran maksimal, hampir matang tetapi warnanya masih hijau. Buah cabai paprika yang dipanen terlalu muda bobotnya akan menurun secara drastis dan kurang tahan angkut (cepat rusak). Sebaliknya, buah cabai paprika yang dipanen terlalu matang atau warnanya sudah merah, maka kualitasnya kurang disukai pasar (konsumen). Kecuali beberapa varietas cabai paprika memang khusus untuk dipanen buah merah ataupun buah kuning.

Cara panen cabai hibrida adalah memetik buah bersama tangkainya secara hati-hati di saat cuaca terang. Hasil panen dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dikumpulkan di tempat penampungan. Pada pertanaman yang baik, dapat menghasilkan produksi antara 20-40 ton/ha. Khusus cabai paprika minimal dapat menghasilkan 5-10 ton/hektar, harga jualnya lebih mahal dibanding dengan jenis-jenis cabai lainnya.

PASCA PANEN CABAI HIBRIDA

Cabai Segar

  • Pemilihan buah (seleksi dan sortasi)
  • Di tempat penampungan, buah-buah cabai dipilih berdasarkan warna merah, masih kehitaman; dan juga dipisahkan antara buah sehat dengan buah sakit atau rusak (busuk).
  • Pengkelasan (klasifikasi)
  • Khusus untuk diekspor dilakukan pengkelasan, yaitu dipilih buah-buah cabai yang panjangnya minimal 11 cm, bentuk buah lurus, dan tidak terlalu matang.
  • Pewadahan (pengemasan)
  • Untuk sasaran pasar lokal, pewadahan cabai dapat dilakukan dalam karung plastik yang tembus udara ataupun keranjang bambu.
  • Untuk sasaran pasar ekspor, buah-buah cabai ditata rapi dalam kardus-kardus ukuran 30 x 40 x 50 cm berisi + 20 kg, dan berventilasi atau dibuatkan lubang-lubang kecil.
  • Penyimpanan
  • Penyimpanan sementara sebelum dipasarkan, sebaiknya di tempat (ruang) yang teduh dan cukup lembab, serta sirkulasi udara baik.
  • Bila fasilitas penyimpanan memungkinkan, dapat dilakukan dalam ruang dingin (cold storage) yang suhunya rendah antara 2-15 derajat Celcius dan kelembabannya tinggi sekitar 90%-95% agar tetap segar selama + 20 hari.

Cabai Kering

Pemasaran cabai kering memiliki beberapa keuntungan, diantaranya memudahkan pengangkutan, produk-nya dapat dikemas secara ringkas dan tahan lama.

  • Pembersihan
  • Buah-buah cabai dipilih yang sudah matang (berwarna merah), kemudian dicuci bersih dan tangkainya dibuang.
  • Pembelahan
  • Setelah buah cabai ditiriskan, segera dibelah dan dibuang biji-bijinya.
  • Perendaman sesaat dalam air hangat (blanching)
  • Buah-buah cabai segar segera dicelupkan ke dalam air mendidih yang telah dicampur Kalium Metabisulfit 0,2%. Lama perendaman + 6 menit, kemudian disusul pencelupan ke dalam air dingin. Tujuan blanching adalah untuk menambah ketahanan warna buah sehingga tidak cepat berubah terjadi coklat (browning).
  • Pengeringan
  • Pengeringan cabai dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) selama 7-10 hari, ataupun dengan alat mekanis yang bersuhu 600 C sehingga dapat kering selama 12-20 jam. Pengeringan dengan alat mekanis memiliki beberapa keuntungan, antara lain waktunya relatif singkat, bersih, dan kadar air dapat seminim mungkin + 10%.
  • Penyimpanan

Cabai kering dapat dikemas dalam kantong ataupun karung plastik tertutup rapat. Tempat penyimpanannya yang baik adalah ruangan kering dengan kelembaban 70%.

Posted in Bukukecil Pertanian | Leave a comment

Pupuk

PUPUK UREA (SNI 02-2801-1998)
Spesifikasi
Kadar air maksimal 0,50%
Kadar Biuret maksimal 1%
Kadar Nitrogen minimal 46%
Bentuk butiran tidak berdebu
Warna putih
Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
Sifat Pupuk Urea
Higroskopis
Mudah larut dalam air
Manfaat unsur hara Nitrogen yang dikandung pupuk Urea
Membuat bagian tanaman lebih hijau dan segar
Mempercepat pertumbuhan
Menambah kandungan protein hasil panen
Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen pada tanaman
Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan
Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
Daun tua berwarna kekuningan . Pada tanaman padi dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
Pertumbuhan buah tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya
Jika dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke bagian atas tanaman.

PUPUK ZA (SNI 02-1760-2005)
Spesifikasi
Nitrogen minimal 20,8%
belerang minimal 23,8%
Kadar air maksimal 1%
kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%
Bentuk kristal
Warna putih
Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
Sifat dan keunggulan pupuk ZA
Tidak higroskopis
Mudah larut dalam air
Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama
Dapat dicampur dengan pupuk lain
Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
Meningkatkan produksi dan kualitas panen
Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
Memperbaiki rasa dan warna hasil panen
Gejala kekurangan unsur hara Belerang pada tanaman
Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif
Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman
Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama penyakit
Produksi butir daun hijau menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis/kekuningan dan hasil panen rendah.

PUPUK SP 36 (SNI 02-3769-2005)
Spesifikasi
Kadar P2O5 total minimal 36%
Kadar P2O5 larut Asam Sitrat minimal 34%
Kadar P2O5 larut dalam air minimal 30%
Kadar air maksimal 5%
Kadar Asam Bebas sebagai H3PO4 maksimal 6%
Bentuk butiran
Warna abu-abu
Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk SP 36
Tidak higroskopis
Mudah larut dalam air
Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman
Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik
Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji
Mempercepat panen
Memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah/biji
Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
Cara penggunaan pupuk SP 36
Untuk tanaman semusim, pupuk SP 36 sebaiknya digunakan sebagai pupuk dasar. Sedangkan untuk tanaman tahunan diberikan pada awal atau akhir musim hujan atau segera setelah panen

PUPUK PHONSKA / PUPUK MAJEMUK NPK
(SNI 02-2803-2000)
Spesifikasi
Nitrogen (N) : 15%
Fosfat (P2O5) : 15%
Kalium (K2O) : 15%
Sulfur (S) : 10%
Kadar air maksimal 2%
Bentuk butiran
Warna merah muda
Dikemas dalam kantong bercap kerbau emas dengan isi bersih 50 dan 20 kg.
Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk PHONSKA
Higroskopis
Mudah larut dalam air
Mengandung unsur hara N, P, K dan S sekaligus
Kandungan unsur hara setiap butir pupuk merata
Larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman
Sesuai untuk berbagai jenis tanaman
Meningkatkan produksi dan kualitas panen
Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
Menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banyak mengandung butir hijau daun
Memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik
Memacu pembentukan bunga, mempercepat panen dan menambah kandungan protein
Menjadikan batang lebih tegak, kuat dan dapat mengurangi risiko rebah
Memperbesar ukuran buah, umbi dan biji-bijian
Meningkatkan ketahanan hasil selama pengangkutan dan penyim-panan.
Memperlancar proses pembentukan gula dan pati.

Pupuk Majemuk      

Pupuk berimbang adalah pemberian pupuk kedalam tanah dengan jumlah dan jenis hara tanaman serta sasaran tingkat hasil yang ingin dicapai.
Pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
• Kombinasi pupuk tunggal (Urea, TSP, dan KCL).
• Kombinasi pupuk majemuk dengan pupuk tunggal.
• Pupuk majemuk saja.
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara utama seperti NP, NK, dan NPK.
Konsep pupuk majemuk yanjg dibuat PT. PUPUK KUJANG adalah :
“Spesifik komoditi dan spesifik lokasi tanpa penambahan pupuk lain”. Yang dikenal merek dagang NPK Kujang .
NPK Kujang diformulasi sesuai dengan kebutuhan tanaman dan dosisnya disesuaikan dengan ketersediaan unsur hara didalam tanah masing-masing lokasi.
NPK Kujang dibuat dengan menggunakan bahan baku :
• Urea
• Ammonium
• ZA
• DAP
• MAP
• TSP
• KCL
• ZK
• Rock Phospat
• Zeolit+
• Dolomit+
• Kieserit+
• TE
• Dll.
Selain bahan baku diatas, NPK Kujang diberi tambahan bahan organik yang mengandung unsur hara organik sebanyak ± 20% dari total volume.
NPK Kujang dibuat dengan menggunakan teknologi :
• Mekanikal Blending : Kapasitas 250.000 ton/tahun.
• Steam Granularisasi : Kapasitas 100.000 ton/tahun.
Manfaat pupuk NPK.
• Menjadikan tanaman lebih hijau dan segar.
• Merangsang pertumbuhan akar sehingga tanaman menjadi lebih sehat dan kuat.
• Menjadikan batang tanaman lebih kuat dan tegak sehingga tidak mudah rebah.
• Menambah kandungan protein.
• Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit.
• Mempercepat masa panen.
• Memperbesar ukuran buah, biji-bijian dan umbi.
• Meningkatkan jumlah, kualitas dan ketahanan hasil panen.
• Meningkatkan harga jual hasil panen.
Keunggulan NPK Kujang.
• Lebih mudah dalam penggunaannya karena tidak perlu menambahkan pupuk lain,
• Lebih lengkap dan seimbang kandungan unsur haranya.
• Lebih seragampenyebaran unsure haranya.
• Lebih efisien dalam penyerapan unsur haranya, karena bahan organik didalam pupuk NPK Kujang mempunyai KTK (Kapasitas Tukar Kation) yang tinggi (400-700 me/100 gr). Hal ini menyebabkan penghematan NPK Kujang.
• Lebih efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan waktu.
• Lebih mudah dalam pengadaan dan penyimpanannya.

Formulasi NPK Kujang
Tanaman Pangan
Komoditi    Formula
Padi Sawah    30-6-8+Organik
Padi Gogo    23-9-11+Organik
Jagung    24-9-11+Organik
Kedelai    8-8-16+Organik

Tanaman Hortikultura
Komoditi    Formula
Kentang    16-11-11+Organik
Tomat, Cabe    16-11-11+Organik
Wortel    18-10-10+Organik
Bawang Merah    18-10-10+Organik
Bawang Putih    24-8-8+Organik
Kubis, Kol Bunga    19-6-8+Organik
Terong    21-6-20+Organik
Melon, Semangka    13-13-21+Organik
Apel    17-12-12+Organik
Nanas    19-6-21+Organik
Jeruk    19-6-23+Organik
Kacang Hijau    20-10-15+Organik

Perikanan
Komoditi    Formula
Tambak    36-8-0+Organik
Tambak    30-6-0+Organik

Tanaman Perkebunan
Komoditi    Formula
Tebu    24-9-12+Organik
14-10-18+Organik

Kopi    20-14-12+Organik
Cengkeh    14-14-21+Organik
Coklat    14-14-21+Organik
18-12-12+6Mg+1Te+Organik

Tembakau    12-9-16+Organik
Teh    27-6-14+2Mg
Ubi Jalar    14-6-23+Organik
Ketela Pohon    14-6-23+Organik
Kelapa Sawit    15-15-6+4Mg+Organik
12-12-17+2Mg+1Te+Organik
15-10-22+0,5Te+Organik
15-10-20+Organik
17-10-22+0,5Te+Organik
18-10-22+0,5Te+Organik

Karet    13-13-17+Organik
Jarak    30-6-6+Organik
Selain formulasi diatas PT. PUPUK KUJANG juga melayani pembuatan NPK Kujang yang formulanya sesuai dengan permintaan konsumen (cutomize).

PUPUK N-P-K
PUPUK NP
Ammo-Phos dengan rumus kimia NH4H2PO4 (mono ammonium fosfat) dengan kadar unsure hara Amphos A 11 % N + 48 % P2O5 (larut dalam air), Amophos B 16,5 % N + 20 % P2O5 (larut dalam air). (Hardjowigeno, 1992).
PUPUK NK
Jarang digunakan, misalnya kalium nitrat KNO3 dengan kadar 13 % N + 44 % K2O, Potazote (13-0-22) yang bereaksi masam, sendawa kali (13-0-44) yang bereaksi netral, Nitrapo (15-015) yang bereaksi basa. (Hardjowigeno, 1992).
PUPUK PK
Pupuk ini juga jarang digunakan, misalnya kalium metafosfat dengan kadar    60 % P2O5 + 40 % K2O. mono kalium fosfat dengan kadar 52 % P2O5 + 34 % K2O.
PUPUK NPK
Pupuk majemuk yang mengandung tiga unsure sekaligus (NPK) disebut pupuk lengkap, contoh dari pupuk ini adalah pupuk NPK dari jerman yaitu Rustica Yellow dengan rumus kimia NH4 NO3 – NH4 H2 P-O4-KCl dengan kadar unsur hara  15 % N + 15 % P2O5 + 15 % K2O. yang sifatnya berupa butiran-butiran berwarna kekuning-kuningan.
KANDUNGAN UNSUR HARA PADA PUPUK DAN MANFAATNYA BAGI TANAMAN
1. Pupuk Urea [(CO (NH2)2]
Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. (Ruskandi, 1996).
2. Pupuk SP 36 (Superphospat 36)
SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah. (Hakim, dkk, 1986).

3. Pupuk NPK (Nitrogen Phospate Kalium)
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen ) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.(Hardjowigeno, 1992).
4. Pupuk KCl (Kalium Klorida)
Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang
pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu.
5. Pupuk Kompos
Kandungan pupuk kompos adalah bahan organik yang mencapai 18 % bahkan ada yang mencapai 59 %. Unsur lain yang dikandung oleh kompos adalah nitrogen, fosfor, kalsium, kalium dan magnesium. Manfaat bokhasi pada lahan pertanian yaitu : mampu menggantikan dan mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (anorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan, bebas dari biji tanaman liar (gulma), tidak berbau dan mudah digunakan dan memperbaiki derajat keasaman tanah, selain itu sangat berguna untuk menyuburkan tanaman. (http : // www. Pupuk Kompos. Go. Id).
TINGKAT KELARUTAN PADA PUPUK DAN PENGARUHNYA PADA TANAH DAN TANAMAN
1. Pupuk Urea [(CO (NH2)2]
Pupuk Urea sangat mudah larut dalam air, nitrogen dalam bentuk amida pada umumnya terdapat dalam pupuk Urea mudah larut dalam air. Dalam tanah amida segera berubah menjadi ammonium karbonat. Karena memiliki konversi (perubahan) tersebut nitrogen mudah hilang tercuci. Pupuk Urea juga memiliki sifat higroskopis, sudah mulai menarik uap air pada kelembaban nisbi udara 73 %. Pengaruhnya terhadap tanah yaitu bila diberikan pada lahan yang miskin hara akan berubah ke wujud atau bahan awalnya yaitu ammonia dan karbondioksida yang mudah tercuci oleh air hujan atau irigasi dan mudah terbakar sinar matahari. Pengaruhnya bagi tanaman yaitu sangat penting dalam pertumbuhan awal karena pada urea terdapat kandungan N yang tinggi.

Posted in Bukukecil Pertanian | Leave a comment